Minggu, 08 Juli 2012



Virus Komputer
Virus Komputer "Flame" terbaru 2012

Virus komputer baru bernama Flame dikabarkan telah menyerang ratusan komputer di Timur Tengah, terutama di Iran. Virus baru yang sangat pintar itu diduga dibuat Israel untuk mengacaukan program nuklir Iran.
Virus tersebut pertama kali ditemukan oleh tim dari Kaspersky Lab, perusahaan keamanan komputer asal Rusia, Selasa (29/5). Pihak Kaspersky mengatakan, virus tersebut memiliki ukuran dan kemampuan yang belum pernah dimiliki virus komputer lain sebelumnya.
Flame tak hanya mampu mengambil seluruh data yang tersimpan di dalam komputer yang terinfeksi, tapi juga mampu memantau seluruh aktivitas pengguna komputer, dengan cara mengambil gambar layar yang sedang dibuka dan merekam tombol-tombol yang ditekan pada papan ketik (keystrokes).
Flame juga bisa mengaktifkan sistem audio komputer, termasuk mikrofon, sehingga bisa menguping setiap pembicaraan pengguna. Keunggulan lain Flame adalah mengakses telepon seluler berkoneksi Bluetooth yang berada di sekitar komputer terinfeksi.
”Virus ini bisa digunakan untuk kegiatan mata-mata dan sabotase,” kata salah satu peneliti Kaspersky, Roel Schouwenberg.
Menurut pihak Uni Telekomunikasi Internasional (ITU), lembaga PBB yang mengatur penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, virus tersebut diduga kuat dibuat oleh satu atau beberapa negara.
ITU, yang memerintahkan Kaspersky menyelidiki aktivitas virus tersebut, mengeluarkan peringatan bahwa Flame adalah sarana spionase berbahaya yang berpotensi merusak infrastruktur kritis suatu negara. ”Ini adalah peringatan siber paling serius yang pernah kami keluarkan,” kata Marco Obiso, kepala keamanan siber ITU.
Menurut Kaspersky, virus itu telah menginfeksi ratusan komputer, sebagian besar di Iran, kemudian Israel, Palestina, Sudan, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, dan Mesir. Ali Hakim Javadi, deputi Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi, mengatakan telah berhasil mengembangkan antivirus untuk melawan Flame.
Melihat sasaran serangan Flame diduga kuat virus ini dibuat oleh Israel. Wakil Perdana Menteri Israel Moshe Yaalon tak mengakui, tetapi juga tak membantah dugaan itu. ”Israel diberkati dengan teknologi tinggi, dan kami bangga dengan teknologi yang membuka semua kemungkinan bagi kami,” ujar Yaalon dalam wawancara dengan Radio Tentara Israel.
Sumber-sumber intelijen membenarkan, virus komputer Stuxnet, yang pernah beredar pada tahun 2010, adalah virus yang dirancang khusus oleh Israel dan AS untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium Iran guna menghambat kemajuan program nuklir negara itu.

Harian The New York Times, yang mengutip berbagai sumber intelijen dan pakar komputer di AS dan Eropa, menurunkan laporan, bahwa AS dan Israel telah bekerja sama mengembangkan virus komputer ini di fasilitas nuklir rahasia Dimona di gurun Negev, Israel.

Di fasilitas tersebut, Israel diyakini memiliki tiruan perangkat centrifuge yang persis sama dengan yang digunakan Iran untuk memperkaya uraniumnya guna menguji coba virus canggih dari jenis "cacing" (worm) tersebut."Untuk mengetes worm itu, Anda harus tahu mesinnya (yang akan menjadi sasaran). Virus itu menjadi begitu efektif karena Israel sudah mencobanya lebih dahulu," tutur seorang sumber intelijen bidang nuklir dari AS.Virus Stuxnet tersebut mulai terdeteksi dalam jaringan komputer dunia pada pertengahan 2009. Sejumlah negara, termasuk India dan Indonesia, melaporkan serangan virus tersebut, tetapi serangan paling intensif dilaporkan terjadi di Iran.

Anehnya, virus itu tak menyebabkan gangguan signifikan, seperti memperlambat jaringan komputer atau menyebabkan kerusakan, seperti lazimnya sebuah program jahat (malware).Ralph Langner, pakar keamanan komputer independen dari Hamburg, Jerman, menemukan, virus itu baru aktif setelah mendeteksi konfigurasi spesifik sistem pengendali, yang hanya ada di sebuah fasilitas centrifuge pengaya uranium.

Menurut Langner, Stuxnet terdiri atas dua bagian dengan fungsi berbeda. Bagian pertama bertugas mengacaukan putaran centrifuge sehingga menjadi tak terkendali dan rusak.Sementara bagian kedua berfungsi merekam berbagai indikator centrifuge saat berfungsi normal, kemudian menampilkan itu di layar monitor. Dengan demikian, petugas operator tak melihat ada gangguan.

Merusak

Worm Stuxnet menjangkiti komputer yang berbasis Windows dan menargetkan perangkat industri Step 7 milik Siemens. Dilaporkan pula virus komputer tersebut diduga kuat menjadi penyebab kerusakan centrifuge kelima milik Iran, November 2010, dan berhasil menunda kemajuan teknologi nuklir Iran, yang dibutuhkan apabila negara itu ingin membuat bom nuklirStuxnet adalah sebuah worm komputer Windows. Pertama kali ditemukan pada bulan Juli 2010 oleh VirusBlokAda, sebuah firma keamanan internet di Republik Belarus. Meski bukan kali pertama hacker menyerang sistem di dunia industri, tapi Stuxnet adalah worm komputer pertama yang ditemukan memata-matai dan memprogram ulang sistem komputer di dunia industri. Meir Dagan, mantan kepala dinas intelijen Israel, Mossad, mengatakan, serangan itu akan menunda kemampuan Iran membuat bom nuklir, setidaknya sampai 2015.

Ketua program nuklir dan pejabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, isu serangan Stuxnet tersebut sudah beredar sejak satu setengah tahun silam. "Saat memulai (serangan) ini, mereka kira kami sedang tidur. Jika (serangan) ini efektif, IAEA, yang menginspeksi (fasilitas nuklir Iran) secara rutin, pasti akan melaporkan perlambatan (produksi uranium) ini," tutur Salehi, yang menegaskan, program nuklir Iran masih terus berjalan.


Posted by Unknown On Minggu, Juli 08, 2012 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • Google+
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Facebook